AI dan Masa Depan Penulisan Akademik

Apa yang kalian pikirkan kalau pertama kali dengar ‘AI, ChatGPT, Perplexity, Gemini, dan kawan-kawannya’ , i’ll go first! bias atau ketidakakuratan, kita tidak bisa menggantungkan ide kita kepada AI karena model AI bisa saja memberikan informasi yang tidak benar, tidak akurat, atau tidak berdasar. Begitupun ketika kita menulis sebuah tulisan akademik, dimana AI berperan sebagai asisten penulisan untuk membuat sebuah teks yang memfasitilasi dalam penulisan, bukan berarti AI menulis keseluruhan manuskripnya. Tiap-tiap AI memiliki karakter yang berbeda-beda mengikuti perintah tuannya. Namun, tetap walaupun tuannya memerintahkan untuk melunturkan karakter AI-nya, itu akan sangat mudah tetap terdeteksi, karakter dari bahasa AI sangat lah mudah untuk dideteksi karena memiliki pola yang sama berulang tiap paragrafnya. Tapi dengan begitu apakah penggunaan AI masih dapat diterima dalam penulisan akademik? Jawabannya, bisa. Jujur saja kita tidak dapat menghindari penggunaan AI dan menerima kenyataan bahwa kita saat ini bergantung pada AI, dalam dunia pendidikan bukan hanya mahasiswa saja yang bergantung pada AI, bahkan sekelas dosen, dekan, bahkan rektor pun bergantung padanya dalam beberapa keadaan, apakah saya mengada-ada? tidak, karena begitulah keadaannya sekarang.

Lalu apa yang kita dapat manfaatkan dari AI?, Meminta AI untuk memberikan ide? diperbolehkan, menanyakan pendapat dari AI? diperbolehkan, memerintah AI untuk menulis keseluruhan tulisan? tinggalkan. Penggunaan AI dalam penulisan akademik dimulai dari tahun 2023 sudah dapat dimasukan dalam pengutipan dan reproduksi teks yang dibuat oleh AI boleh diterapkan didalam tulisan, yaitu dengan syarat menjelaskan penggunaan AI sebagai bagian dari metode atau bagian yang sesuai dalam tulisan. Seperti yang kita ketahui hasil percakapan dari AI tidak dapat diakses oleh pengguna lain, dan teks yang dihasilkan oleh AI dibentuk berdasarkan algoritma tanpa adanya peran seorang individu yang artinya kita tidak dapat mengutipnya sebagai “personal communication”, namun dalam penerapan di tulisan kita harus tetap memberikan kredit sebagai OpenAI baik dalam kutipan langsung, referensi daftar pustaka, maupun memasukannya kedalam appendix, mengakui dan menyebutkan bahwa teks tersebut merupakan produk dari OpenAI (McAddo, 2023).

Dikutip langsung dari website APA STYLE, kutipan langsung dari OpenAI dan referensi daftar pustaka dapat dituliskan menjadi:

OpenAI. (2025). ChatGPT (GPT 4.0) [Large language model]. https://chat.openai.com/chat

Author. (tahun dari versi yang digunakan). cetak miring AI yang digunakan (versi yang digunakan). website

Kutipan dalam kurung: (OpenAI, 2025)
Kutipan naratif: OpenAI (2025)

Penggunaan AI dalam penulisan akademik tidak dapat dipungkiri dan saat ini semakin diterima, asalkan kita menggunakannya sesuai dengan pedoman penulisan mengikuti instansi anda. Penggunaan AI diperbolehkan namun tidak menggantungkan seluruh pekerjaan kepada AI, AI hanyalah sebuah pelengkap bukan pengganti, bijaklah memanfaatkan AI untuk tetap menjaga integritas dan penulisan kita sebagaimana seorang penulis.



TEDx Talks — Natasha Berg — Should we let students use ChatGPT?

(p.s. ditulis langsung tanpa menggunakan bantuan AI)

References
American Psychological Association. (2020). Publication manual of the American Psychological Association (7th ed.). https://doi.org/10.1037/0000165-000

McAdoo, Timothy. (2023). How to cite ChatGPT. APA STYLE. https://apastyle.apa.org/blog/how-to-cite-chatgpt


0 komentar